Saturday, February 21, 2009

Hari yang Dirindu

Posted by Aa Umar on 2:27 AM with No comments

Seorang Penguasa Yahudi berkata: “Kami baru takut kepada umat Islam jika mereka telah melaksanakan shalat Subuh seperti melaksanakan shalat Jum’at”.

Saya merindukan datangnya suatu hari, saat seorang muslim begitu menyesal dan sangat merasa sedih, gara-gara tertinggal shalat subuh, sekali saja. Itu karena ia merasa kehilangan sesuatu yang benar-benar bernilai, lebih mahal dari dunia dan seisinya.

Saya merindukan suatu hari, saat pemimpin kaum muslimin di seluruh negeri Islam, menjamin keselamatan seorang muslim yang sedang shalat di masjid. Baik shalat subuh ataupun shalat-shalat lainnya.

Saya merindukan suatu hari, saat mendapati agama Allah ‘Aza wa Jalla adalah agama bagi seluruh penduduk di muka bumi. Syariat Allah ‘Aza wa Jalla merupakan syariat yang menjadi landasan hukum bagi orang-orang berilmu. Kegelapan sirna, berganti semburat cahaya keadilan dan kebenaran.

Saya merindukan itu semua. Dan, saya meyakini bahwa kenyataan yang kita alami hari ini, sebelumnya adalah mimpi kemarin-kemarin. Sebagaimana saya meyakini, bahwa apa yang kita cita-citakan hari ini, akan terwujud esok hari, Insya Allah.

Saya merindukan suatu hari, saat melihat semua harapan menjadi kenyataan yang dapat saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.

Ini bukan ramalan, bukan pula mengutak-atik masalah ghaib. Tetapi, merupakan bukti janji Allah, Dzat yang tak pernah ingkar janji.

Dalam kitab-Nya, Allah menjanjikan:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi. Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersektukan suatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (An-Nur: 55)

Kemudian di ayat selanjutnya secara langsung:
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (An-Nur: 56)

Inilah jalan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Kita memohon kepada Allah ‘Aza wa Jalla agar dimudahkan segala urusan umat Islam. Diberikan kemuliaan bagi orang-orang yang taat dan direndahkan orang-orang yang bermaksiat kepada Allah ‘Aza wa Jalla. Disebarluaskan segala kebaikan dan dimusnahkan segala kemungkaran. Sesungguhnya Allah ‘Aza wa Jalla pemilik semua itu dan mampu untuk melakukan hal itu.

“Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat aka hamba-hamba-Nya”. (Al-Mukmin: 44)

Semoga keselamatan selalu dilimpahkan kepada Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam.

Di balik pelaksanaan dua rekaat di ambang fajar, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Bila dirunut banyak permasalahan bersumber dari pelaksanaan shalat Shubuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Nabi berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu. Pernah, suatu ketika mereka telambat shalat Shubuh dalam penaklukan benteng Tastar. "Tragedi" ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya.

Yang menarik, Shubuh ternyata juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyyah menuju era tauhid. Kaum Ad, Tsamud, dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas petaka pada waktu Shubuh yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyyah dan muculnya cahaya tauhid.

Bahwa sesungguhnya salah satu penyebab keterpurukan umat Islam dewasa ini, tak lepas dari akibat diremehkannya shalat Shubuh.

Dikutip dari: Misteri Shalat Subuh karya Dr. Raghib As-Sirjani seorang Dosen Kehormatan di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo.

0 comments:

Post a Comment