Friday, April 10, 2009

Mengidentifikasi Berbagai Usaha

Posted by Aa Umar on 12:30 AM with 5 comments
Strategi usaha dapat bertolak dari kekuatan pelaku, kelemahan pesaing, kemampuan pendukung, perubahan lingkungan, dan sebagainya.

Persaingan, faktor ekonomi, dan analisis finansial yang masuk dalam subyek rencana bisnis, dapat mendekatkan asumsi-asumsi mengenai seberapa besar tingkat keberhasilah dalam usaha.

Kegagalan merupakan bagian yang vital dan perlu pada proses penciptaan tujuan usaha atau bisnis.


Kehidupan berusaha atau berbisnis, belum mendapat posisi terhormat dalam struktur masyarakat. Padahal pembangunan di negara Indonesia sudah berjalan lama, tetapi nasib para pengusaha di dalam masyarakat, belum begitu baik dan membawa hasil yang memuaskan. Dari hasil pengamatan dalam lingkungan usaha di masyarakat, kalau kita bertanya kepada para pengusaha, mereka tidak mau mengikuti kelemahan dan kegagalan dalam usaha atau bisnisnya. Pengusaha akan mengatakan alasan bahwa tidak berkembangnya usaha atau bisnis adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya modal usaha atau bisnis.
b. Kurangnya bimbingan dari pemerintah.
c. Usaha atau bisnis adalah dominasi orang Tionghoa.
d. Usaha atau bisnis adalah dominasi orang yang bermodal kuat.
e. Usaha atau bisnis dominasi modal orang asing.

Padahal dari hasil pengamatan dan penelitian, alasan utama kelemahan dan kegagalan dalam bidang usaha atau bisnis adalah:
a. latar belakang usaha atau bisnis yang kurang memadai;
b. kurangnya pengalaman dalam usaha atau bisnis;
c. struktur ekonomi yang belum cocok dengan kondisi ekonomi dunia modern;
d. hambatan nilai-nilai usaha atau bisnis di dalam masyarakat;
e. latar belakang pendidikan para pengusaha yang kurang memadai.

Dari pengalaman dan hasil pengamatan penulis, tergambar dengan jelas bahwa perkembangan usaha atau bisnis di kalangan masyarakat Indonesia, setiap tahun banyak yang lahir dan bangkrut terutama pada perusahaan kecil. Di kota-kota besar, setiap tahunnya generasi muda banyak yang menjadi wirausahawan baru, baik dalam skala usaha yang kecil maupun dalam usaha yang besar. Sepintas lalu, hal ini sangat menggembirakan dan memberi harapan keberhasilan di dalam perkembangan dunia usaha.

Namun, kalau kita amati perkembangan dunia usaha di kalangan masyarakat Indonesia, baik perusahaan kecil, menengah, maupun yang besar, ada juga yang tidak bertahan lama, bahkan ada perusahaan yang tidak berhasil. Dari hasil pengamatan penulis, kekurangmapanan lingkungan usaha di dalam masyarakat akan terbukti ketika sang perintis perusahaan sudah tua atau sakitsakitan, sehingga perusahaannya ikut mengalami proses ketuaan dan kebangkrutan. Dari hasil pengamatan, sering kita jumpai kegagalan usaha wirausahawan adalah dalam bidang keorganisasian, keuangan, administrasi, pembukuan, dan pemasaran.

Kelemahan dalam keorganisasian pada umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang, status karyawan, dan sebagainya. Di bidang keuangan, biasanya lemah path pembuatan anggaran dan pembukuan. Adapun kelemahan di bidang pemasaran adalah ketidakserasian antara program produksi dan penjualan. Begitu pula kelemahan lain, perusahaan sering terjebak dalam perluasan usaha secara emosional, tsnpa didukung data dan fakta yang aktual.

Dari hasil pengamatan penulis, pada umumnya Qasyarakat yang memulai berwirausaha selalu dffiinggapi rasa takut menanggung risiko dan takut kalau usahanya gagal. Begitu pula tanpa adanya kemajuan dalam bidang usaha atau bisnis, dapat dikategorikan bahwa wirausahawan itu di dalam kegiatan usahanya kurang begitu berhasil. Para wirausahawan di dalam memperbesar usaha atau bisnisnya, biasanya selalu diikuti keragu-raguan, rasa pesimis yang kadang-kadang tidak masuk akal dan kurang beralasan. Pada umumnya orang yang berwirausaha, persepsinya kurang kuat, sehingga akhirnya akan menghasilkan keputusan yang kurang tepat. Sebenarnya orang yang ingin berwirausaha, sebaiknya memiliki pengetahuan dasar mengenai ekonomi, hukum, pembukuan, dan membuat perencanaan usaha atau bisnis secara aktual. Selanjutnya, yang harus dipikirkan oleh para wirausahawan adalah bidang usaha apa yang menguntungkan bagi dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Setelah mempunyai keyakinan yang positif untuk memulai usaha atau bisnis dalam bidang tertentu maka mulailah membuat proposal usaha atau bisnis. Dengan keyakinan yang kuat dan ditopang adanya modal usaha atau bisnis yang memadai, Insya Allah cita-cita yang sudah direncanakan dalam usaha itu akan dapat dilaksanakan. Dengan bermodalkan pengalaman, usaha atau bisnis sudah dapat dimulai secara kecil-kecilan. Dengan modal ketekunan, tawakal, serta berpikiran positif, Insya Allah usaha atau bisnisnya akan berkembang dan memperoleh kemajuan. Keberhasilan seorang wirausahawan di dalam usaha atau bisnis, akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya dan keluarganya. Adapun kegagalan di dalam usaha atau bisnis, merupakan pengalaman untuk bangkit kembali dalam berw= isaha.

Kegagalan di dalam berwirausaha harus diterima apa adanya, sebagai pengalaman di dalam usaha atau bisnis. Sebaliknya banyak juga para wirausahawan yang berhasil dan menjadi besar, yang tadinya dimulai dengan merangkak dari bawah dan dari usaha kecil-kecilan. Untuk mentapai tujuan dan kemajuan di dalam usaha atau bisnis, tidak mungkin seperti orang menunggu durian runtuh. Tujuan dan kemajuan di dalam berwirausaha hanya mungkin dapat dicapai melalui:
a. keyakinan dan keimanan yang kuat;
b. peijuangan dan pengorbanan dalam berusaha;
c. kemauan dan keuletan dalam usaha; d. berpikir positif terhadap usaha.

Mengapa banyak usaha atau bisnis di kalangan masyarakat yang mulanya sukses, justru pada akhirnya mengalami kemacetan setelah berkembang. Menurut hasil pengamatan penulis, dalam lingkungan usaha atau bisnis di kalangan masyarakat ada banyak faktor kelemahan dan kegagalan yang diidentifikasikan, yaitu sebagai berikut:
  1. Terlambat mengadakan penyesuaian dengan kondisi clan situasi bisnis yang sedang berlaku.
  2. Terlambat mengadakan pembaharuan di bidang produksi, teknik kerja, pengelolaan usaha, dan pemasaran.
  3. Perkembangan usaha yang terlalu mendadak, tanpa diikuti peningkatan sikap dan kemampuan mengelola usaha.
  4. Lupa daratan, mabuk kepayang, ikut terjun dalam kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan usaha atau bisnis.
  5. Makin menuanya umur pemilik perusahaan dan kepemimpinannya juga turut menua.
  6. Sikap para pemilik perusahaan sangat tertutup dan tidak mau menerima adanya pembaharuan-pembaharuan.
  7. Tidak melakukan persiapan jauh jauh hari sebelumnya, sehingga waktu perkembangan datang, para pengusaha kalang kabut.
Jika mereka belum berpengalaman di dalam mengelola usaha atau bisnis, sudah jelas akan mengalami kesulitan, dan tragisnya akan mengalami suatu kegagalan. Pada dasarnya, dari hasil pengamatan dalam lingkungan usaha, faktor-faktor penghambat di dalam usaha atau bisnis itu dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Tidak adanya perencanaan usaha yang tepat.
b. Kurangnya pengalaman di dalam usaha.
c. Tidak cocok di dalam memilih jenis usaha.
d. Keuangan atau permodalan usaha sangat kurang.
e. Tidak adanya interes pada bidang usaha yang sedang digeluti.
f. Tidak mempunyai keahlian di dalam bidang usaha.
g. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
h. Tidak mempunyai semangat kewirausahaan.
i. Tidak ada dukungan dari pemerintah setempat.

Berdasarkan pengamatan dalam bidang perekonomian di Indonesia pada periode tahun 1945, kegiatan usaha atau bisnis masih kurang berkembang dan menguntungkan, karena:
a. kurangnya komunikasi dan informasi di bidang usaha atau bisnis;
b. luas pasar yang sangat terbatas;
c. masih adanya monopoli kekuasaan di perusahaan-perusahaan Belanda yang ada di Indonesia;
d. masih adanya kedudukan istimewa keturunan Cina di dalam usaha atau bisnis;

Dalam tahun 1965, kalau kita amati mengenai lingkungan usaha atau bisnis, pemerintah banyak mendorong tumbuhnya dunia usaha atau bisnis yang dijalankan para wirausaha Indonesia melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Memberi kemudahan-kemudahan di dalam mendirikan perusahaan.
b. Memberi kemudahan-kemudahan di dalam mendapatkan kredit.
c. Memberi pengeluaran lisensi secara istimewa.
d. Membuka atase ekonomi perdagangan di pusatpusat perdagangan dunia.
e. Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
f. Pendirian dan pembukaan sekolah-sekolah kejuruan dan kursus-kursus usaha atau bisnis.

Akan tetapi menurut pengamatan, ternyata tidak semua bidang usaha atau bisnis berhasil. Dalam hal ini, permasalahannya disebabkan:
a. adanya situasi dan kondisi politik ekonomi, keamanan yang tidak menguntungkan;
b. masih kurangnya pengalaman pemerintah dan masyarakat di bidang usaha atau bisnis;
c. masih kurangnya kesadaran dan dukungan masyarakat dalam bidang usaha atau bisnis.

Permasalahan bidang usaha di samping adanya hambatan dalam struktural, penulis juga menemukan adanya hambatan di dalam sistem sosial masyarakat, seperti:
a. adanya anggapan yang rendah dari masyarakat terhadap dunia usaha atau bisnis;
b. adanya nepotisme dan feodalisme di dalam bidang usaha atau bisnis;
c. adanya sikap kompromistis dan kurang ambisius di dalam mengelola bidang usaha atau bisnis;
d. adanya wirausaha yang tidak berani mengambil risiko di dalam bidang usaha atau bisnis.

Menurut pengamatan dalam lingkungan usaha, terungkap bahwa dunia usaha atau bisnis, mempunyai peranan penting dan saling berkaitan dengan eksistensi ekonomi nasional.
Dunia usaha atau bisnis merupakan tulang punggung dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Di dalam permasalahan usaha, kita dapat membuat perhitungan tentang bagaimana cara mengatasi kelemahan-kelemahan dalam bidang usaha yang ada, serta bagaimana mewujudkan rencana kehidupan dunia usaha untuk masa depan yang lebih cerah.

Kegiatan usaha atau bisnis yang dikembangkan para wirausaha, kalau kita amati banyak yang bergerak dalam bidang waralaba, cafe, asuransi, perbankan, rumah sakit, swalayan, pujasera, usaha' toko, rental, rumah makan, distributor, grosir, kiospon, elektronika, perhotelan, biro perjalanan wisata, pabrik tekstil, pabrik sepatu, pabrik pupuk, dan lain sebagainya. Akan tetapi, pilihan bidang usaha tersebut tergantung pada minat, pengetahuan, keterampilan, keahlian, manajemen, dan fasilitas yang ada. Secara singkat pilihan bidang usaha berikut permasalahannya tampaknya mencakup bidang produksi, perdagangan, dan jasa.

Namun menurut pengamatan kami, tidak dapat dipungkiri bahwa bidang usaha apapun jenis dan bentuknya, merupakan salah satu sendi kehidupan ekonomi negara Indonesia, karena:
a. dunia usaha ikut serta menyediakan lapangan kerja;
b. dunia usaha merupakan ujung tombak industri nasional;
c. dunia usaha ikut serta membayar pajak kepada pemerintah;
d. dunia usaha memproduksi banyak sektor kebutuhan pokok rakyat;
e. dunia usaha menjadi pedagang perantara.

Tujuan dunia usaha atau bisnis adalah ingin mencapai hasil atau keuntungan yang memuaskan bagi pemiliknya, para konsumen, para karyawan, masyarakat, dan pemerintah. Untuk mencapai tujuan tersebut, para wirausaha diharapkan mampu:
a. merumuskan tujuan usaha, sasaran usaha, dan perencanaan usaha;
b. merencanakan biaya atau modal usaha;
c. membuat dan mempraktikan rencana usaha;
d. merencanakan laba atau keuntungan usaha.

Adapun yang menjadi permasalahan dalam usaha atau bisnis menurut Alex S. Nitisemito (Ghalia Indonesia 1980), membagi dua sebab kegagalan perusahaan, yaitu kegagalan yang dapat dihindarkan dan kegagalan yang tidak dapat dihindarkan.

Kegagalan yang dapat dihindarkan sebenarnya tidak perlu terjadi, seandainya pengusaha mau dan mampu mengatasinya, seperti adanya mismanajemen, tidak ada perencanaan, banyak piutang ragu-ragu, pelayanannya yang kurang memuaskan, produknya kekurangan atau ketinggalan mode, dan lain sebagainya. Sedangkan kegagalan yang tidak dapat dihindarkan, yaitu suatu keadaan yang tidak dapat dihindarkan para wirausaha, seperti terjadinya bencana alam, kecelakaan, kebakaran, dan lain sebagainya. Permasalahan selanjutnya menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya "Sebab-sebab Kegagalan Perusahaan (Ghalia Indonesia 1980), menyebutkan, sebab-sebab kegagalan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
  1. Kurang ulet dan leka putus asa
  2. Kurang tekun dan kurang teliti
  3. Kurang inisiatif dan kurang kreatif d. Tidak jujur dan tidak tepat janji
  4. Kekeliruan di dalam memilih lapangan usaha f. Memulai usaha langsung secara besar-besaran
  5. Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal hasil pinj aman
  6. Mengambil kredit tanpa pertimbangan masakmasak
  7. Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen atau pembeli
  8. Pelayanan yang kurang baik
  9. Banyaknya piutang ragu-ragu
  10. Banyaknya pemborosan dan penyelewengan m. Kekeliruan menghitung harga pokok
  11. Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial
  12. Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dan harta perusahaan
  13. Kemacetan keuangan yang sering teijadi
  14. Kurangnya pengawasan atau kurang pengendalian
Berdasarkan pengamatan mengenai lingkungan usaha, sebenarnya para wirausaha tidak perlu harus mengalami kegagalan di dalam usahanya, kalau saja dari semula atau di tengah perjalanan, usahanya dapat menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Analisis SWOT).

Dalam era globalisasi di mana orang membicarakan visi perdagangan pada tahun 2020, maka mau tidak mau perlu adanya suatu pemberdayaan yang sangat tajam terhadap para wirausaha Indonesia, untuk berkiprah secara lebih mantap di dalam mengelola usaha atau bisnis tingkat nasional, maupun internasional. Begitu pula dalam momentum APEC yang mencanangkan liberalisasi perdagangan, tentu memacu persaingan ekonomi global yang tidak bisa terhindarkan.

Para wirausaha Indonesia di dalam menghadapi permasalahan liberalisasi, mau tidak mau perlu meningkatkan kualitas kinerja di dalam usahanya. Menurut pengamatan Karakaya dan Kobu (1994), mengidentifikasikan tiga kelompok permasalahan penyebab kegagalan usaha atau bisnis yaitu sebagai berikut:

a. Kelompok pertama berkaitan dengan produk dan pasar antara lain:
  • timing peluncuran (launching) produk yang kurang tepat;
  • desain produk yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen;
  • strategi distribusi produk yang tidak tepat;
  • tidak mampu mendefinisikan usaha yang sedang dijalankannya.
b. Kelompok kedua berkaitan dengan masalah finansial, meliputi:
  • terlalu rendah dalam memperhitungkan kebutuhan dana;
  • terlalu dini berutang dalam jumlah besar.
c. Kelompok ketiga berkaitan dengan masalah manajemen, yaitu:
  • terlalu bersikap nepotisme;
  • sumber daya manusia yang lemah;
  • tidak menggunakan konsep tim.
Menurut pendapat Peter Drucker, ada empat jebakan permasalahan yang dihadapi oleh wirausaha dan kewirausahaan pada perusahaan, yaitu:
a. bersikeras bahwa dialah yang lebih mengetahui dibanding pasar;
b. terlalu yakin bahwa profit adalah segalanya;
c. tumbuh melebihi kapabelitas manajemen;
d. mementingkan dirinya sebelum bisnis.

Menurut pengamatan penulis di dalam lingkungan usaha, kenyataannya begitu perusahaan-perusahaan baru pada awalnya berjalan mulus atau lancar, akan tetapi tiba-tiba mengalami kemunduran.

5 comments:

  1. YANG INGIN MENJADI AGEN BETDANWIN AYO BURUAN KARENA BETDANWIN LAGI MEMBERIKAN PROMO REFERRAL SPECIAL 50 %.SEGERA AJAK TEMAN TEMANNYA UNTUK BERGABUNG HANYA DENGAN MINIMAL DEPOSIT Rp.10.000 DAN MINIMAL WITHDRAW Rp.20.000.JANGAN SAMPAI KETINGGALAN.
    KUNJUNGI WEBSITE KAMI DI WWW.BETDANWIN.COM ATAU HUBUNGI LIVECHAT KAMI YANG RAMAH DAN SIAP MEMBANTU ANDA 24 JAM.

    ReplyDelete
  2. ayo kunjungi website kami dan mainkan gamenya yang sangat asik hanya ada di Games Seru

    ReplyDelete
  3. Want to increase your knowledge further afield friend ??
    You can visit our website http://daftarbet303.com/

    ReplyDelete
  4. IDENTIFIKASI YANG TEPAT MENENTUKAN SUKSES..

    ReplyDelete